Ampera Musi

Lubuk Informasi Seputar Musi

Archive for September 9th, 2012

Daerah Hidupkan Dunia Film yang

Posted by nasirsetr pada September 9, 2012

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dan para pendukung Film Gending Sriwijaya, saat launching film tersebut di Griya Agung, Rabu malam (5/9)

Daerah Hidupkan Dunia Film yang Mati Suri

Palembang:

Perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel terhadap perkembangan seni-budaya tak main-main, Selain dana, perhatian dan pembinaan terus dilakukan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin. Denyut perfilman yang mati suri pun siap dihidupkan  kembali.

Setelah sukses dengan film Pengejar Angin, kini film kedua pun, Gending Sriwijaya,  diproduksi. Tiga penghargaan yang diperoleh  film pertama buah karya sutradara muda Hanung Bramantyo menjadi indikator bahwa ‘orang daerah’ juga bisa berbuat untuk kepentingan komersial sekaligus mengangkat citra daerah.“ Pemprov Sumsel membuat film  yang mengangkat keindahan daerah, sekaligus  secara komersial juga laku di pasaran.  Saya berharap ini dapat diikuti oleh teman-teman gubernur se-Indonesia,” ujar  Alex Noerdin dalam sambutannya di Gelar Budaya dan Silaturahim Budaya, Seniman, serta Tokoh Masyarakat Sumsel, di  Griya Agung Rabu malam (5/9).

Alex mengungkapkan juga,  kini sudah ada provinsi lain juga bikin film sejenis. Seperti NTB  dan Kalimantan. “Seandainya 80 persen dari  33 gubernur di Indonesia  membuat satu film setiap tahun maka akan ada 25 film setiap tahun disumbang kan daerah untuk menyemangati dunia film yang sedang mati suri,”  katanya dalam acara yang sekaligus melaunching, film Gending Sriwijaya.

Film ini, selain ditangani Hanung juga melibatkan artis papan atas seperti Julia Perez, Mathias Muchus, Slamet Rahardjo, Agus Kuncoro, dan Sharul Gunawan. Tak kurang 80 persen didukung pelaku seni dari Sumsel.Dengan produksi film serupa, lanjut mantan Bupati Muba ini, bisa membawa sejarah sekaligus  informasi dari daerah dan secara komersial membawa keuntungan bagi daerah.  Baik di dalam maupun luar negeriApalagi kalau film yang dihasilkan bermutu, seperti film yang dihaslkan Sumsel dan meraih tiga penghargaan. Satu dan Festival Film Indonesia, dan dua dari Festival Film Bandung.

“Cita-cita saya menjadikan film indonesia tuan rumah di negerinya sendiri. Menyedihkan, kita saat ini dijajah oleh film-film dari luar.  Produksi film kita lesu darah. India saja menghasilkan 1000 film dalam setahun melalui Bollywood-nya.  Indonesia hanya 20 film per tahun, terutama  film cerita,” katanya.

Karenanya, Alex berharap,  apa yang dilakukan Sumsel  menjadi terdepan dan teladan  bagi daerah daerah lain di Indonesia untuk perkembangan film di Indonesia. Diakui Alex, kritikan akan diterimanya sama seperti pad a film perdana. Tapi dijelaskannya, keterlibatan lokal sudah sedemikian besar. Mulai dari casting terbuka dan pelibatan artis-artis daerah. Selama kritikan itu membangun akan kita terima dengan lapang dada. Mari kita hargai buah kreasi orang- orang yang berdedikasi dan punya  komitmen ingin mengembalikan kejayaan sriwijaya, melalui salah satunya, film Gending Sriwijaya,” ajaknya.

Bagi Hanung Bramantyo sendiri, keterlibatannya dalam film berbasis di daerah telah membuatnya lebh mengenal sejarah. “Sejak dua tahun terakhir, saya menjadi sangat akrab dengan kejayaan Sriwijaya . Sebelumnya hanya selintas di bangku sekolah, ini yang akan ditularkan melalui layar lebar,” ujarnya.

Perhatian Lebih

Perhatian Gubernur Sumsel terhadap seni-buda ya memang diakui beberapa budayawan dan seniman di Sumsel. Selain dana, perhatian yang diberikan sudah sangat cukup. Meskipun memang perlu ada evaluasi agar distribusi dan penyerapannya bisa lebih optimal.

Zulkhair Ali, Ketua Dewan Kesenian Sumsel mengemukakan di awal menjabat saja, anggaran Rp 2 milyar yang dijanjikannya saat orasi budaya  langsung direalissikan dalam APBD.“Dana itu terealisasi. Hanya saja pencairanya ternyata tidak sederhana. Seperti kita ketahui seniman itu sulit soal administrasi dan  laporan. Tahap pertama yang dijanjikan sebesar Rp 2 miliar itu memang ada. Kita sendiri sempat bingung.  Kami sudah susun program dan jadwalkan memberikan dana pembinaan bagi 100 sanggar yang ada, masing-masing Rp 5 juta. Ternyata tidak boleh untuk dana pembinaan,” ujarnya. Akibatnya, sebagian dana tersebut tak bisa dicairkan.

Kini, pihaknya juga  sudah melakukan workshop manajemen teater. “Kami buat 30 pertunjukan per tahun,  2 kali per bulan di Graha Budaya. Memang belum cukup untuk membuat kegiatan yang wah, masing-masing grup diberi  Rp 5 juta.  Untuk publikasinya mana, spanduk dan umbul-umbul belum. Dalam waktu dekat,  pihaknya juga akan menggelar  Festival Irama Batang Hari Sembilan. Ini tentu bisa terlaksana dengan topangan dana yang memadai. Meskipun dalam pelaksanananya uga melibatkan pihak lain. Dokter spesalis  penyakit dalam ini mengakui masih banyak Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.  Masih banyak seniman yang belum tersentuh.  “Namun perhatian pemerintah  sudah  sangat luar biasa. Bandingkan dalam era kepemimpinanya sebelumnya,  dana operasional selama pemerintahannya hanyaRp 200 juta,” katanya tanpa bermaksud membandingkan.

“Berbeda dengan sekarang, tahun pertama Rp 2 miliar  meskipun ada yang gagal direalisasikan  dan dikembalikan mencapai Rp 1,5 milyar. Tahun kedua, ada Sea games jadi banyak yang diplot ke even internasional itu, namun tetap disediakan Rp 1,2 M.  Lalu tahun berikutnya, dianggarkan Rp 1,3 M.

Senada diungkapkan seniman Sumsel, Anwar Putra Bayu. Menurut penyair yang sudah merambah ke mancanegara ini, perhatian pemerintah daerah terhadap seni budaya tak bisa dipungkiri.“Beberapa kegiatan danaktivitas untuk seni budaya didorong. Padahal,   sebelumnya seakan dianaktirikan.  Lembaga dibantu  dana lebih tinggi, dibanding sebelumnya.

“Memang belum maksimal, perlu  banyak peran-peran lain, yang lebih khusus misalnya, teater, seni rupa dan lain-lain.  Juga perlu adanya perda. Ini juga sudah digagas Gubernur  agar pembinaan budaya bisa lebih terarah dan legalitasnya jelas. Sehingga jelas  aturan dan ada rambu-rambu berkesenian,” ujarnya.

Meski menilai perlu ada dialog dan pemetaan budaya yang jelas, Febri Al Lintani, mengungkapkan perhatian pemda terhadap budaya sudah sangat memadai. “Bagus. Sudah ada perhatian. Hanya saja perlu dievaluasi, seperti apa bentuknya yang pas. Contohnya anak,  tidak sekedar bantuan dana .  harus ada pertimbangan apakah bermanfaat atau tidak. Jadi harus ada dialog dengan para pelaku budaya dan seni sehingga bisa tahu apa yang paling urgen dibutuhkan,” ujarnya.

Menurutnya, perhatian selama ini sudah cukup bagus. Secara politis sudah bagus, perhatian ada wujudnya. Dana terealisasi. Tinggal mungkin metodolodi dan mekanismenya yang harus diusahakan sehingga benar-benar optimal. “Kalau lihat pembangunan  di negeri kita, selama ini pembangunan budaya kurang mendapat perhatian. Baik di era Orla maupun Orba. Nah di Sumsel, justru kebalikannya. Ini merupakan awal yang cukup baik untuk pertumbuhan dan perkembangan budaya,” katanya. (Sir)

Posted in pemprov sumsel | Leave a Comment »

Gubernur Sumsel Raih Adi Manggalya Krida

Posted by nasirsetr pada September 9, 2012

Gubernur Sumatera Selatan H Alex  Noerdinberhasil mendapatkan penghargaan Adi Manggalya Krida. Penghargaan di bidang olahraga ini diberikan lantaran orang nomor satu di Sumsel ini mampu mengharumkan nama bangsa.
Penyerahan penghargaan tersebut, diberikan langsung oleh Menpora Andi Alifian Mallarangeng dalam Peringatan Hari Olah Raga Nasional (Haornas) ke XXIX, di Plaza Kemenpora Senayan Jakarta, Sabtu (8/9).

Menurut Menpora, Gubernur Sumsel telah mengharumkan nama Indonesia dan membawa nama Sumatera Selatan ke tingkat internasional pada Gelaran SEA GamesNovember2011 lalu. Di bawah Kepemimpinan Alex Noerdin Sumsel mampu menyelenggarakan Pesta Olah Raga negara- negara Asia Tenggara SEA Games dengan mencapai tiga sukses.

Yaitu sukses penyelenggaraan, sukses prestasi yang ditandai dengan kembalinya reputasi Indonesia sebagai juara umum, dan sukses pemberdayaan ekonomi rakyat. Peringatan Haornas tahun ini, mengambil tema “Bersatu, Budayakan Olahraga, Raih Puncak Prestasi”, yang berarti harus mampu mewujudkan olahraga sebagai gaya hidup manusia Indonesia modern. Dengan tema ini,kata Andi, mencerminkan tekad kuat untuk bersatu dan bekerjasama membangun budaya olahraga untuk mewujudkan kejayaan prestasi olahraga Kita di tingkat internasional.

Andi pun mengajak seluruh instansi pemerintah dan swasta, para orang tua dan anak-anak untuk ikut berolahraga.Karena dengan berolahraga,hidup menjadi lebih sehat,gembira,dan kerja lebih produktif. “Bila anak-anak sehat dan gembira kita akan mendapatkan jutaan bibit-bibit unggul sumber daya manusia Indonesia serta juga olahragawan yang nantinya menjadi tulang punggung tim nasional Indonesia untuk berbagai cabang olahraga,”ujarnya.

Dalam menyiapkan bibit olahragawan berprestasi, pemerintah telah berupaya merevitalisasi sentra-sentra keolahragaan seperti Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) serta Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa (PPLM), meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana olahraga mulai dari tingkat pusat hingga tingkat desa, menyediakan tenaga keolahragaan yang memiliki standar kompetensi yang memadai, serta meningkatkan tata kelola sentra olahraga yang lebih modern dan profesional.

Peringatan Hari Olahraga Nasional tanggal 9 September 2012 ini bertepatan dengan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau.Andi pun meminta menjadikan PON sebagai ajang peningkatan prestasi olahraga nasional. “Kegiatan olahraga multievent ini diharapkan menjadi wahana lahirnya atlet-atlet prestasi yang dapat bersaing dan mengharumkan nama bangsa di tingkat internasional,” harapnya. Pada bagian lain,Andi mengajak kepala daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk menggerakkan masyarakatnya berolahraga melalui penyediaan sarana dan prasarana yang layak dan baik serta dapat mendirikan sekolah olahraga di setiap provinsi.

“Diharapkan pula Pemerintah Daerah menganjurkan kegiatan- kegiatan olahraga di hari Jumat,di instansi-instansi pemerintah, sekolah-sekolah dan lainnya. Saya mengharapkan setiap daerah memiliki cabang-cabang olahraga tertentu untuk menjadi olahraga unggulan daerah yang dibina secara serius, sistematis dan terukur sehingga mencapai prestasi nasional bahkan dunia,”pinta Andi. H Alex Noerdin mengatakan, bahwa penghargaan yang diterimanya merupakan Penghargaan untuk semua elemen di Sumatera Selatan baik pemerintah maupun masyarakat.

“Penghargaan ini bukan untuk saya pribadi,tetapi juga untuk semuanya. Ya pemerintah, ya masyarakat Sumselsecarakeseluruhanyangtelah mendukungpenuhPenyelenggaraan SEA Games November 2011 lalu,” ungkapnya. sembari menambahkan, ke depan penghargaan ini akan dijadikan cambuk baginya untuk berbuat lebih baik lagi

Posted in News | Leave a Comment »