Ampera Musi

Lubuk Informasi Seputar Musi

Archive for the ‘News’ Category

Daerah Hidupkan Dunia Film yang

Posted by nasirsetr pada September 9, 2012

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dan para pendukung Film Gending Sriwijaya, saat launching film tersebut di Griya Agung, Rabu malam (5/9)

Daerah Hidupkan Dunia Film yang Mati Suri

Palembang:

Perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel terhadap perkembangan seni-budaya tak main-main, Selain dana, perhatian dan pembinaan terus dilakukan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin. Denyut perfilman yang mati suri pun siap dihidupkan  kembali.

Setelah sukses dengan film Pengejar Angin, kini film kedua pun, Gending Sriwijaya,  diproduksi. Tiga penghargaan yang diperoleh  film pertama buah karya sutradara muda Hanung Bramantyo menjadi indikator bahwa ‘orang daerah’ juga bisa berbuat untuk kepentingan komersial sekaligus mengangkat citra daerah.“ Pemprov Sumsel membuat film  yang mengangkat keindahan daerah, sekaligus  secara komersial juga laku di pasaran.  Saya berharap ini dapat diikuti oleh teman-teman gubernur se-Indonesia,” ujar  Alex Noerdin dalam sambutannya di Gelar Budaya dan Silaturahim Budaya, Seniman, serta Tokoh Masyarakat Sumsel, di  Griya Agung Rabu malam (5/9).

Alex mengungkapkan juga,  kini sudah ada provinsi lain juga bikin film sejenis. Seperti NTB  dan Kalimantan. “Seandainya 80 persen dari  33 gubernur di Indonesia  membuat satu film setiap tahun maka akan ada 25 film setiap tahun disumbang kan daerah untuk menyemangati dunia film yang sedang mati suri,”  katanya dalam acara yang sekaligus melaunching, film Gending Sriwijaya.

Film ini, selain ditangani Hanung juga melibatkan artis papan atas seperti Julia Perez, Mathias Muchus, Slamet Rahardjo, Agus Kuncoro, dan Sharul Gunawan. Tak kurang 80 persen didukung pelaku seni dari Sumsel.Dengan produksi film serupa, lanjut mantan Bupati Muba ini, bisa membawa sejarah sekaligus  informasi dari daerah dan secara komersial membawa keuntungan bagi daerah.  Baik di dalam maupun luar negeriApalagi kalau film yang dihasilkan bermutu, seperti film yang dihaslkan Sumsel dan meraih tiga penghargaan. Satu dan Festival Film Indonesia, dan dua dari Festival Film Bandung.

“Cita-cita saya menjadikan film indonesia tuan rumah di negerinya sendiri. Menyedihkan, kita saat ini dijajah oleh film-film dari luar.  Produksi film kita lesu darah. India saja menghasilkan 1000 film dalam setahun melalui Bollywood-nya.  Indonesia hanya 20 film per tahun, terutama  film cerita,” katanya.

Karenanya, Alex berharap,  apa yang dilakukan Sumsel  menjadi terdepan dan teladan  bagi daerah daerah lain di Indonesia untuk perkembangan film di Indonesia. Diakui Alex, kritikan akan diterimanya sama seperti pad a film perdana. Tapi dijelaskannya, keterlibatan lokal sudah sedemikian besar. Mulai dari casting terbuka dan pelibatan artis-artis daerah. Selama kritikan itu membangun akan kita terima dengan lapang dada. Mari kita hargai buah kreasi orang- orang yang berdedikasi dan punya  komitmen ingin mengembalikan kejayaan sriwijaya, melalui salah satunya, film Gending Sriwijaya,” ajaknya.

Bagi Hanung Bramantyo sendiri, keterlibatannya dalam film berbasis di daerah telah membuatnya lebh mengenal sejarah. “Sejak dua tahun terakhir, saya menjadi sangat akrab dengan kejayaan Sriwijaya . Sebelumnya hanya selintas di bangku sekolah, ini yang akan ditularkan melalui layar lebar,” ujarnya.

Perhatian Lebih

Perhatian Gubernur Sumsel terhadap seni-buda ya memang diakui beberapa budayawan dan seniman di Sumsel. Selain dana, perhatian yang diberikan sudah sangat cukup. Meskipun memang perlu ada evaluasi agar distribusi dan penyerapannya bisa lebih optimal.

Zulkhair Ali, Ketua Dewan Kesenian Sumsel mengemukakan di awal menjabat saja, anggaran Rp 2 milyar yang dijanjikannya saat orasi budaya  langsung direalissikan dalam APBD.“Dana itu terealisasi. Hanya saja pencairanya ternyata tidak sederhana. Seperti kita ketahui seniman itu sulit soal administrasi dan  laporan. Tahap pertama yang dijanjikan sebesar Rp 2 miliar itu memang ada. Kita sendiri sempat bingung.  Kami sudah susun program dan jadwalkan memberikan dana pembinaan bagi 100 sanggar yang ada, masing-masing Rp 5 juta. Ternyata tidak boleh untuk dana pembinaan,” ujarnya. Akibatnya, sebagian dana tersebut tak bisa dicairkan.

Kini, pihaknya juga  sudah melakukan workshop manajemen teater. “Kami buat 30 pertunjukan per tahun,  2 kali per bulan di Graha Budaya. Memang belum cukup untuk membuat kegiatan yang wah, masing-masing grup diberi  Rp 5 juta.  Untuk publikasinya mana, spanduk dan umbul-umbul belum. Dalam waktu dekat,  pihaknya juga akan menggelar  Festival Irama Batang Hari Sembilan. Ini tentu bisa terlaksana dengan topangan dana yang memadai. Meskipun dalam pelaksanananya uga melibatkan pihak lain. Dokter spesalis  penyakit dalam ini mengakui masih banyak Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.  Masih banyak seniman yang belum tersentuh.  “Namun perhatian pemerintah  sudah  sangat luar biasa. Bandingkan dalam era kepemimpinanya sebelumnya,  dana operasional selama pemerintahannya hanyaRp 200 juta,” katanya tanpa bermaksud membandingkan.

“Berbeda dengan sekarang, tahun pertama Rp 2 miliar  meskipun ada yang gagal direalisasikan  dan dikembalikan mencapai Rp 1,5 milyar. Tahun kedua, ada Sea games jadi banyak yang diplot ke even internasional itu, namun tetap disediakan Rp 1,2 M.  Lalu tahun berikutnya, dianggarkan Rp 1,3 M.

Senada diungkapkan seniman Sumsel, Anwar Putra Bayu. Menurut penyair yang sudah merambah ke mancanegara ini, perhatian pemerintah daerah terhadap seni budaya tak bisa dipungkiri.“Beberapa kegiatan danaktivitas untuk seni budaya didorong. Padahal,   sebelumnya seakan dianaktirikan.  Lembaga dibantu  dana lebih tinggi, dibanding sebelumnya.

“Memang belum maksimal, perlu  banyak peran-peran lain, yang lebih khusus misalnya, teater, seni rupa dan lain-lain.  Juga perlu adanya perda. Ini juga sudah digagas Gubernur  agar pembinaan budaya bisa lebih terarah dan legalitasnya jelas. Sehingga jelas  aturan dan ada rambu-rambu berkesenian,” ujarnya.

Meski menilai perlu ada dialog dan pemetaan budaya yang jelas, Febri Al Lintani, mengungkapkan perhatian pemda terhadap budaya sudah sangat memadai. “Bagus. Sudah ada perhatian. Hanya saja perlu dievaluasi, seperti apa bentuknya yang pas. Contohnya anak,  tidak sekedar bantuan dana .  harus ada pertimbangan apakah bermanfaat atau tidak. Jadi harus ada dialog dengan para pelaku budaya dan seni sehingga bisa tahu apa yang paling urgen dibutuhkan,” ujarnya.

Menurutnya, perhatian selama ini sudah cukup bagus. Secara politis sudah bagus, perhatian ada wujudnya. Dana terealisasi. Tinggal mungkin metodolodi dan mekanismenya yang harus diusahakan sehingga benar-benar optimal. “Kalau lihat pembangunan  di negeri kita, selama ini pembangunan budaya kurang mendapat perhatian. Baik di era Orla maupun Orba. Nah di Sumsel, justru kebalikannya. Ini merupakan awal yang cukup baik untuk pertumbuhan dan perkembangan budaya,” katanya. (Sir)

Posted in pemprov sumsel | Leave a Comment »

Gubernur Sumsel Raih Adi Manggalya Krida

Posted by nasirsetr pada September 9, 2012

Gubernur Sumatera Selatan H Alex  Noerdinberhasil mendapatkan penghargaan Adi Manggalya Krida. Penghargaan di bidang olahraga ini diberikan lantaran orang nomor satu di Sumsel ini mampu mengharumkan nama bangsa.
Penyerahan penghargaan tersebut, diberikan langsung oleh Menpora Andi Alifian Mallarangeng dalam Peringatan Hari Olah Raga Nasional (Haornas) ke XXIX, di Plaza Kemenpora Senayan Jakarta, Sabtu (8/9).

Menurut Menpora, Gubernur Sumsel telah mengharumkan nama Indonesia dan membawa nama Sumatera Selatan ke tingkat internasional pada Gelaran SEA GamesNovember2011 lalu. Di bawah Kepemimpinan Alex Noerdin Sumsel mampu menyelenggarakan Pesta Olah Raga negara- negara Asia Tenggara SEA Games dengan mencapai tiga sukses.

Yaitu sukses penyelenggaraan, sukses prestasi yang ditandai dengan kembalinya reputasi Indonesia sebagai juara umum, dan sukses pemberdayaan ekonomi rakyat. Peringatan Haornas tahun ini, mengambil tema “Bersatu, Budayakan Olahraga, Raih Puncak Prestasi”, yang berarti harus mampu mewujudkan olahraga sebagai gaya hidup manusia Indonesia modern. Dengan tema ini,kata Andi, mencerminkan tekad kuat untuk bersatu dan bekerjasama membangun budaya olahraga untuk mewujudkan kejayaan prestasi olahraga Kita di tingkat internasional.

Andi pun mengajak seluruh instansi pemerintah dan swasta, para orang tua dan anak-anak untuk ikut berolahraga.Karena dengan berolahraga,hidup menjadi lebih sehat,gembira,dan kerja lebih produktif. “Bila anak-anak sehat dan gembira kita akan mendapatkan jutaan bibit-bibit unggul sumber daya manusia Indonesia serta juga olahragawan yang nantinya menjadi tulang punggung tim nasional Indonesia untuk berbagai cabang olahraga,”ujarnya.

Dalam menyiapkan bibit olahragawan berprestasi, pemerintah telah berupaya merevitalisasi sentra-sentra keolahragaan seperti Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) serta Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa (PPLM), meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana olahraga mulai dari tingkat pusat hingga tingkat desa, menyediakan tenaga keolahragaan yang memiliki standar kompetensi yang memadai, serta meningkatkan tata kelola sentra olahraga yang lebih modern dan profesional.

Peringatan Hari Olahraga Nasional tanggal 9 September 2012 ini bertepatan dengan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau.Andi pun meminta menjadikan PON sebagai ajang peningkatan prestasi olahraga nasional. “Kegiatan olahraga multievent ini diharapkan menjadi wahana lahirnya atlet-atlet prestasi yang dapat bersaing dan mengharumkan nama bangsa di tingkat internasional,” harapnya. Pada bagian lain,Andi mengajak kepala daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk menggerakkan masyarakatnya berolahraga melalui penyediaan sarana dan prasarana yang layak dan baik serta dapat mendirikan sekolah olahraga di setiap provinsi.

“Diharapkan pula Pemerintah Daerah menganjurkan kegiatan- kegiatan olahraga di hari Jumat,di instansi-instansi pemerintah, sekolah-sekolah dan lainnya. Saya mengharapkan setiap daerah memiliki cabang-cabang olahraga tertentu untuk menjadi olahraga unggulan daerah yang dibina secara serius, sistematis dan terukur sehingga mencapai prestasi nasional bahkan dunia,”pinta Andi. H Alex Noerdin mengatakan, bahwa penghargaan yang diterimanya merupakan Penghargaan untuk semua elemen di Sumatera Selatan baik pemerintah maupun masyarakat.

“Penghargaan ini bukan untuk saya pribadi,tetapi juga untuk semuanya. Ya pemerintah, ya masyarakat Sumselsecarakeseluruhanyangtelah mendukungpenuhPenyelenggaraan SEA Games November 2011 lalu,” ungkapnya. sembari menambahkan, ke depan penghargaan ini akan dijadikan cambuk baginya untuk berbuat lebih baik lagi

Posted in News | Leave a Comment »

Komnas HAM: Lima Pihak Bertanggung Jawab Kasus Limbang Jaya

Posted by nasirsetr pada Agustus 16, 2012

Palembang:

Setelah melakukan investigasi dalam kasus penembakan yang menyebabkan tewasnya Angga Darmawan (12) di Desa Limbang Jaya, Ogan Ilir, Komnas Ham akhirnya menyimpulkan ada lima pihak yang harus bertanggung jawab. Yakni, Bupati Ogan Ilir, Kapolres Ogan Ilir, Wakapolres Ogan Ilir, komandan/atasan polisi di lapangan, dan Wakapolda Sumsel.

Dalam press release yang diterima disebutkan, “Bupati Ogan Ilir, diduga bertanggung jawab karena tidak mengambil tindakan yang efektif dalam penyelesaian sengketa lahan. Kapolres Ogan Ilir, yang bertindak sebagai penanggung jawab kegiatan Patroli dialogis diduga bertanggung jawab dalam kegiatan patroli dialogis yang tidak terkoordinir dengan baik. Lalu, Wakapolres Ogan Ilir, diduga bertanggung jawab sebagai Komandan Lapangan sehingga terjadinya peristiwa kekerasan serta tidak melakukan pencegahan yang efektif guna menghindari jatuhnya korban jiwa yang meninggal dunia maupun yang luka-luka,” demikian diungkapkan Ketua Tim Investigas Komnas HAM, Nur Kholis Kamis (16/8).

Selain itu, menurut Nur Kholis, para komandan/atasan kepolisian yang tidak melakukan pencegahan bahkan melakukan pembiaran terhadap anak buahnya yang melakukan kekerasan dan pembiaran terhadap korban luka, juga harus bertanggung jawab.
“Termasuk. Wakapolda Sumatera Selatan, diduga bertanggung jawab secara umum sehubungan dengan terjadinya peristiwa kekerasan di Desa Limbang Jaya Kab. Ogan Ilir,” papar mantan Direktur LBH Palembang ini..

Diungkapkan Nur Kholis, rekomendasi yang dikeluarkan Komnas HAM ditandatangani oleh Ketua Komnas HAM IFDHAL KASIM, S.H. Rekomendasi Komnas Ham dibagi dalam lima ranah. Yakni ranah pemerintah pusat, Polri, Bupati Ogan Ilir, korporasi dan ranah masyarakat.

Untuk rekomendasi yang ditujukan Pemerintah Pusat, Pemerintah perlu melakukan review dan audit terhadap perizinan perkebunan yang telah dikeluarkan di tingkat daerah. Dan mendesak Menteri BUMN untuk segera melakukan inventarisasi terhadap seluruh BUMN yang bersengketa dengan warga.
Sementara rekomendasi yang ditujukan bagi Polri, melakukan penyelidikan secara independen guna melakukan pemeriksaan terhadap seluruh jajaran aparat kepolisian yang diduga telah melakukan berbagai bentuk pelanggaran HAM dan memberikan sanksi hukum yang tegas kepada pelaku yang terbukti melakukan pelanggaran HAM.Pemberian sanksi hendaknya tidak sebatas pada sanksi administratif, akan tetapi sampai dengan sanksi pidana bagi yang terbukti melakukan tindakan melawan hukum.
“Menjamin keamanan bagi warga dengan tidak melakukan penyisiran, penangkapan dan penahanan guna menghindari munculnya permasalaha yang tidak diinginkan. Lalu Melakukan evaluasi terhadap kebijakan pengamanan obyek vital dengan menggunakan personil Brimob. Juga mengedepankan tindakan yang humanis dan dialogis dalam pelaksanaan operasi guna mendapatkan simpati dari masyarakat,” jelas Nur Kholis..
Selain itu, Polri dapat memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkala termasuk di bidang hak asasi manusia guna meningkatkan profesionalisme Polri dalam menjalankan tugas.
Bagi Bupati Ogan Ilir, segera memfasilitasi perundingan – perundingan penyelesaian permasalahan antara warga dengan PTPN VII Unit Cinta Manis. Juga memberikan jaminan dan kepastian santunan bagi para korban dan atau keluarga korban yang meninggal dunia ataupun yang menderita luka-luka sebagai akibat dari terjadinya peristiwa tersebut. Juga memberikan jaminan kelangsungan ekonomi terhadap korban luka permanen akibat dair terjadinya peristiwa tersebut.
Komnas HAM juga mengeluarkan rekomendasi bagi pihak korporasi. Perusahaan-perusahaan perkebunan perlu menerapkan the Voluntary Principles on Security and Human Rights. Lalu perusahaan-perusahaan perkebunan harus menerapkan Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nomor : A/HRC//8/5 tentang Guiding Principles for the Implementation of the Protect, Respect and Remedy Framework. Ketiga, mendesak kepada pihak PTPN VII Unit Cinta Manis untuk mengedepankan dialog dan musyawarah dalam penyelesaian sengketa lahan dengan warga.
Sementara bagi masyarakat, diharapkan mengedepankan pendekatan dialogis dalam penyelesaian setiap permasalahan yang ada dan menghindari tindakan yang bersifat anarkis.
Masalah
Keberadaan PTPN VII Unit Cinta Manis sejak awal keberadaannya di Kab. Ogan Komering Ilir (sekarang Kab. Ogan Ilir) telah menjadi konflik di masyarakat. Proses ganti rugi yang dilakukan sejak tahun 1982 hingga sekarang masih terdapat permasalahan. Selain itu, belum adanya HGU dibeberapa lokasi yang dikelola oleh PTPN VII Unit Cinta Manis menjadi hal yang dipermasalahan oleh warga, karena mereka melakukan pengelolaan lahan tanpa ada ijin resmi yang dkeluarkan oleh pihak yang berwenang.

“Masyarakat menuntut agar lahan yang dikelola oleh PTPN VIII dan belum mempunyai HGU untuk dikembalikan kepada masyarakat. Proses ganti rugi yang dilakukan oleh PTPN VII diduga banyak bermasalah. Antara lain ganti rugi yang tidak sesuai dengan luas yang sebenarnya, ganti rugi yang tidak diberikan kepada yang berhak, dan permasalahan lainnya,” papar Nur Kholis..

Konflik/bentrok antara Kepolisian dengan masyarakat dengan terkait dengan sengketa lahan pertama kali terjadi pada tahun 2009, dimana terdapat beberapa warga yang mengalami luka tembak.Pihak kepolisian juga telah mengambil tindakan tegas dengan memberikan hukuman disiplin terhadap beberapa anggotanya.

“Tidak adanya penyelesaian sengketa lahan ini menimbulkan ketegangan – ketengan di masyarakat, yang puncaknya terjadi pada 27 Juli 2012.Sebelumnya bentrok antara warga dengan anggota Kepolisian yang menjaga di PTPN VII Cinta Manis telah terjadi sejak tanggal 17 Juli 2012 hingga tanggal 20 Juli 2012,” ujarnya.

Komnas HAM sendiri telah menangani pengaduan ini sejak tahun 2009 ketika terjadi bentrokan antara pihak Kepolisian dan masyarakat pertama kali, akan tetapi ternyata sengketa lahan ini masih terus berlanjut hingga sekarang.

Sementara peristiwa kekerasan anggota Kepolisian yang terjadi pada 27 Juli 2012 telah mengakibatkan 1 (satu) orang anak meninggal dan 4 orang lainnya mengalami luka – luka. Kegiatan patroli dialogis yang dilaksanakan oleh Polres Ogan Ilir, diduga aparat Kepolisian telah melakukan tindakan yang tidak professional dan berlebihan, sehingga pada saat itu mengakibatkan jatuhnya korban jiwa manusia serta korban yang mengalami luka-luka sebagai akibat kena tembakan serta tindak kekerasan lain. (sir)

Posted in ptpn vii | Leave a Comment »

Hatta Rajasa Masuk Lima Besar Figur Bakal Capres

Posted by nasirsetr pada Agustus 12, 2012

Palembang:
Berdasarkan survey terakhir lembaga survey Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Hatta Rajasa termasuk dalam lima besar figur bakal capres ke depan.
Kelima figur tersebut, Prabowo Subianto, Megawati Soekarno Putri, Aburijal Bakrie, Hatta Rajasa, dan Jusuf Kalla.
Husin Yazid Minggu (12/8) mengatakan berdasarkan survey, Hatta Rajasa merupakan figur populis dan popular dengan julukan Mr White atau Si Rambut Putih.
Menurutnya, rakyat yang dijadikan populasi lebih mengenal figur Hatta Rajasa sebagai Tokoh berambut putih atau Mr White. Ini artinya, soal populeritas, Hatta Rajasa tak kalah dengan tokoh-tokoh lainnya yang masuk lima besar tadi.
Gambaran warna putih disukai masyarakat karena merakyat, jujur, bersih, berwibawa, suci, diterima di setiap golongan, general.

” Pak Hatta ini sudah jalan programnya. Ia punya kemampuan dan integritas. Hanya saja sosialisasinya mesti ditingkatkan. Banyak yang nggak tahu itu programnya Pak Hatta. Sekarang ini dari hasil survei kita sebulan yang lalu, figur populernya maupun elektabilitasnya ada di peringkat keempat nasional, jadi harus kerja keras. Program dan tugasnya sebagai Menko Perekonomian harus realistis, sosialisasi,” ujar Husin yazid.

Hanya saja, soal calon pemimpin ke depan, Husin Yazid menyatakan tak bisa melupakan soal jawa luar jawa. “Pemimpin harus mempertimbangkan ini. Harus mempetimnbangkan besarnya suara yang ada di Pulau Jawa yag lebih dari 50 persen. Sementara 50 persen lainnya ada di luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan daerah lainnya. Ini artinya, pemilih di Jawa masih menentukan siapa yang bisa memimpin,” ujarnya.
Sebagai calon dari Indonesia barat, pasangannya harus dari Jawa dan militer. Hanya saja, Puskaptis sendiri belum mensurvei seperti apakah pasangan pemimpi ke depan yang diiinginkan rakyat.

Hatta Rajasa sendiri ketika dimintai komentarnya soal kemungkinannya menuju RI 1 enggan berkomentar. Secara diplomatis dia menyatakan bahwa saat ini dirinya hanya fiokus menjalankan tugas sebagai orang yang dipercaya mengurus perekonomian negara.
“Tidaklah. Saya hanya bekerja. Dan saya tak mau mengomentari soal politis,” elaknya.
Namun dalam acara pembagian sembako gelaran Pasar Anak Negeri di halaman dan gedung PSCC (Palembang Sport and Convention Centre) yang diresmikan Menteri Koordinator Perekonomian RI HM Hatta Rajasa yang juga Ketua Umum DPP PAN, Minggu (12/8) dukungan untuk menuju RI 1 terdengar beberapa kali.
Pada acara silaturahmi dengan kader se-Sumsel, terus bergema yel-yel menyuarakan, “Kader, Siap, PAN, Menang, Hatta Rajasa, Presiden”. Ustad tajudin yang memimpin tausiah juga juga menyebutkan diantara tujuh golongan manusia yang diselamatkan Allah yakni pemimpin yang jujur, amanah. (sir)

Posted in RI-1 | Leave a Comment »

Pejabat Sumsel Terindikasi Gunakan Narkoba

Posted by nasirsetr pada Maret 5, 2010

Sinar Harapan, Kamis, 04 Maret 2010 12:48
Belasan Pejabat Sumsel Terdeteksi Gunakan Narkoba

Palembang – Berdasarkan hasil pemeriksaan tes urine terhadap 294 pejabat eselon I, II, dan III, hasil kerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dengan Badan Dir Narkoba Polda Sumsel dan BNP Sumsel, belasan pejabat Pemprov Sumsel terindikasi menggunakan narkoba.
Ketua BNP Sumsel Chozali Hanan, di kantor DPRD Sumsel, Selasa (2/3) lalu, mengemukakan, ber¬dasar¬kan hasil tes urine yang telah dilakukan terhadap 294 pejabat eselon I, II, dan III, yang positif menggunakan narkoba bertambah menjadi 15 orang, dari sebelumnya delapan orang. ”Empat pejabat eselon II dan 11 pejabat eselon III. Hal ini diketahui dari zat kimia yang terdapat pada urine para pejabat tersebut, yang melampaui kadar zat pengukur,” ungkapnya.
Menyinggung adanya pejabat yang kabur dari tes, Chozali mengungkapkan, BNP Sumsel bersama Pemprov Sumsel segera melakukan tes ulang. Saat ini, pihaknya tengah mengecek daftar pejabat yang ikut dan tidak ikut.
Mereka akan mengundang kembali pejabat yang belum diperiksa urinenya untuk mengikuti tes susulan. Sebab, jika tidak segera dilakukan tes, ditakutkan kadar narkoba dalam darah hilang.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin menegaskan, jika dari 15 orang pejabat di lingkung¬an Pemprov Sumsel tersebut ada yang terbukti menggunakan narkoba, mereka akan diberi sanksi administratif maupun hukum. “Saya pasti akan berikan sanksi. Lihat saja nanti jika hasilnya sudah keluar dan terbukti positif akan saya tindak tegas,” ujar Alex, usai Rapat Paripurna di DPRD Provinsi Sumsel.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Abdul Gofur, melalui Direktur Dit Narkoba Kombes Teguh Prayitno, mengatakan, belasan penjabat terindikasi positif menggunakan narkoba dalam tes urine tersebut. ”Semua hasil yang ada telah dilaporkan langsung ke Gubernur Sumsel. Jika ada yang terindikasi menggunakan narkoba, penyidik akan melakukan upaya paksa pemanggilan terhadap yang bersangkutan,” ujarnya.
(muhammad nasir)

Posted in News | Leave a Comment »

Dokter nyabu dan selingkuh

Posted by nasirsetr pada Maret 1, 2010

Seputar Indonesia, Monday, 01 March 2010
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/307547/

DPRD dan IDI Sesalkan Dokter Nyabu

PAGARALAM (SI) – Berbagai kalangan menyesalkan prilaku seorang dokter spesialis kandungan Rumah Sakit Daerah (RSD) Besemah Pagaralam dr Edy Firdaus,29, yang tertangkap atas kasus dugaan kepemilikan sabu – sabu.

Yang mengejutkan,Edy digerebek saat sedang berduaan dalam kamar No 304,Hotel Mirasa,Pagaralam, bersama seorang bidan bernama Detty Andoleny, sekaligus juga istri seorang anggota Polres Pagaralam, Sabtu (27/2). Di dalam kamar itulah, tersangka bersama bidan selingkuhannya itu diduga baru selesai menghisap sabu-sabu.

“Jujur dewan sangat menyesalkan dan merasa kecewa atas pristiwa ini, kita seakan tidak percaya. Seorang dokter yang tugasnya melayani masyarakat dalam hal kesehatan, kokbisamenggunakanbarang haram seperti ini. Jangan – jangan nanti malah bisa membuat pasien tambah parah penyakitnya,”ujar Wakil Ketua DPRD Kota Pagaralam, Dwikora Sastra Negara SH kemarin.

Harusnya, tambah Dwikora, institusi kesehatan ataupun Ikatan Dokter Indonesia (IDI) selalu menanamkan sikap dan prilaku kepada anggotanya agar tidak melakukan hal-hal konyol.Walaupun kesalahan tersebut diluar pelaksanaan tugas seorang dokter.“Mengapa seorang dokter yang selalu mencanangkan kepada masyarakat luas kalau narkoba itu merusak kesehatan serta kalau sudah ketergantungan akan mengancam jiwa manusia, justru menggunakannya sendiri,”cetusnya.

DPRD Pagaralam juga kecewa atas dikirimnya bantuan tenaga medis ke RSU Besemah dari Fakultas Kedokteran (FK) Unsri yang tidak memiliki pola fikir pemberantasan narkoba.“Kami melakukan kerjasama dengan FK Unsri resmi berdasarkan MOU, untuk membantu tenaga medis di RSU yang masih kekurangan dokter spesialis.Tapi harusnya diperhatikan (FK Unsri) jangan mengirim orang yang kacau otaknya,” sesalnya.

Dwikora berharap, kedepan pihak RSD Besemah akan lebih selektif dalam menerima bantuan tenaga dokter. Kalau asal-asalan bukan tidak mungkin masih banyak dokter-dokter lainnya yang secara diam-diam merupakan pecandu narkoba. “Kita juga jangan asal terima kiriman tim medis dan saat melakukan MOU juga pemerintah daerah harus mempertegas isi perjanjian menyangkut mengenai kepribadian serta skill yang akan diperbantukan nantinya,”harapnya.

Peristiwa ini juga menjadi perbincangan dikalangan masyarakat. Seperti yang diungkapkan Sri Herliana,36, warga kelurahan Suko Rejo, Pagaralam. Sri mengaku takut jika ingin melakukan pemeriksaan kesehatan kandungan setelah santer mendengar pemberitaan seorang oknum dokter yang bertugas di RSU Besemah terlibat narkoba. “Bukan tidak mungkin ketergantungannya itu datang saat akan melakukan persalinan, bisa-bisa saya jadi sok dan berakibat patal,” katanya.

IDI Belum Tentukan Sikap

Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Selatan mengaku belum menentukan sikap terhadap dr Edy Firdaus, yang tertangkap atas dugaan kepemilikan sabu –sabu bersama seorang bidan di kamar hotel di kota Pagaralam,Sabtu (27/2) siang. “Hingga saat ini belum mendapatkan laporan tertulis hanya baru mendengar cerita dari koran.

Pokoknya setelah kita mendapatkan laporan nanti dari IDI cabang Palembang akan menentukan sikap atau langkah apa kedepan yang akan dilakukan,”kata Ketua IDI Wilayah Sumsel Dr dr H M Alsen Arlan SP B KBD kemarin. Menurutnya, dr Edy Firdaus merupakan anggota IDI Cabang Palembang dan memang peserta pendidikan S2, di bawah naungan departemen bagian kebidanan dan kandungan serta dekan kedokteran FK Unsri.

“Kalau menyangkut institusi pendidikan itu langsung FK kedokteran Unsri, dan kesalahannya diserahkan kepada proses hukum,” ungkapnya. Terpisah, Direktur RSU Besemah, dr H Febindra Eka W MKM membenarkan kalau dr Edy Firdaus baru bertugas di RSU Besemah sekitar dua minggu.“Pada bulan ini FK Unsri mengirim sebanyak 3 orang dokter spesialis kandungan ke RSU Besemah.

Salah satunya dr Edy yang kita tempatkan pada sal kebidanan dengan batas waktu dinas yang tidak ditentukan sembari menunggu dokter-dokter binaan Pemkot Pagaralam yang menjalani pendidikan luar daerah,” sebutnya. Mengenai perselingkuhan yang dilakukan dr Edy dengan staf bidan yang juga bertugas pada tempat yang sama, kata direktur RSU Besemah, bidan tersebut telah mengunduran diri.“Tidak tau pasti mengenai hubungan mereka. Kita masih menunggu kejelasan dari pihak FK Unsri terkait oknum bantuan mereka yang saat ini sudah mendekam di mapolsek Pagaralam Utara,”bebernya. (m marzuki

Posted in News | 2 Comments »

Wisata Air, Sungai Musi

Posted by nasirsetr pada September 7, 2009

Sinar Harapan edisi Senin, 7 September 2009
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/back_to/indeks-lalu/read/musi-siang-dan-malam-sama-indahnya/?tx_ttnews%5Byears%5D=2009&tx_ttnews%5Bmonths%5D=09&tx_ttnews%5Bdays%5D=7&cHash=52c990e9e0

Musi, Siang dan Malam Sama Indahnya

OLEH: MUHAMAD NASIR

PALEMBANG – Sungai Musi dikenal dengan keidahannya. Bukan hanya pada siang hari, tetapi pemandangan malam hari pun memberikan kesan tersendiri. Areal wisata alam ini memang belum digarap serius, tetapi gagasan dan realisa­sinya sudah terlihat.

Pada beberapa kawasan sedang dalam tahap penyelesaian menjadi objek wisata yang memikat, seperti kawasan 7 Ulu yang dikenal dengan kawasan rumah kapitannya. Ini akan menambah objek wisata yang telah ada seperti Benteng Kuto Besak (BKB) dengan ikon Jembatan Ampera yang melegenda. Juga Istana Sultan dan Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), serta Mesjid Agung Palembang.
Kalau mau menyusuri Sungai Musi, ketika menginjakkan kaki di pelataran BKB atau tepatnya di dekat dermaga, Anda akan dihampiri sopir ketek dan perahu cepat yang menawarkan jasa keliling sungai yang memiliki panjang sekitar 750 km. Tentu saja tidak sepanjang itu perjalanan akan ditelusuri, tetapi hanya dalam tempo 2-3 jam.
Panorama sungai yang memiliki sembilan anak sungai–sehingga kawasan yang dilaluinya disebut Batanghari Sembilan–ini memang cukup mengasyikkan. Kecipak air sungai yang membelah Kota Palembang menjadi kawasan ilir dan ulu ini, suasana di buritan kapal, serta aroma yang berembus memberikan ciri tersendiri. Tatkala berada di sekitar pabrik pupuk Pusri, aroma amoniak terendus, begitu pun aroma karet saat berada di sisi pabrik karet.
“Itulah, bau duit kata orang Palembang,” jelas pemandu wisata. Untuk berkeliling menikmati wisata air Anda dapat menggunakan beragam jasa, tergantung kocek yang dimiliki. Yang berkelas dapat memilih KM Putri Kembang Dadar atau KM Segentar Alam. Kapal mewah tersebut berfasilitas AC, ruang karoke, tempat makan dan fasilitas eksklusif lainnya.
Tarifnya juga cukup sesuai, yakni Rp 70.000 per orang. Tapi kapasitas penumpangnya banyak sehingga kapal baru berangkat setelah jumlah penumpang memenuhi kuota.
Namun, bagi yang ingin menikmati Sungai Musi secara alami, dapat menggunakan jasa ketek atau perahu cepat. Harganya pun cukup murah, yakni Rp 20.000 per orang.
Anda juga bisa menyewa kedua alat transportasi tradisional itu bila tidak bersama rombongan. Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang sebenarnya sudah menetapkan tarif khusus angkutan wisata sungai ini. Kalau Anda ragu, di pelataran BKB dipasang tulisan tentang tarif tersebut.
Tarif Putri Kembang Dadar yang melayani rute BKB-Ki Merogan-Musi 2-Sungai Lais-Bagus Kuning, sebesar Rp 70.000. Sementara itu, Segentar Alam BKB-Ki Merogan-Musi 2-Pulau Kemarau-Lawang Kidul Rp 50.000. Begitu juga dengan rute lain sudah ada tarifnya.
Jangan khawatir, tarif sudah termasuk pelampung dan asuransi bagi penumpang. Berdasarkan data, ada sekitar 200 jenis kapal, termasuk ketek dan bus air yang telah diberi izin untuk melayani wisatawan.
Pokoknya, kalau berwisata ke Sungai Musi jangan khawatir soal harga. Anda bisa tawar-menawar. Untuk mencarter perahu cepat, misalnya, ditawarkan harga Rp 120.000, sementara ketek Rp 150.000. Ini masih bisa ditawar.

Mengisi Perut Lapar
Menikmati Musi memang bisa dilakukan pada siang ataupun malam hari. Tapi untuk keamanan, kalau malam hari Anda disarankan menikmati kapal wisata saja, sementara kalau siang Anda bisa memilih ketek atau perahu cepat. Jika seusai menikmati nuansa sungai pe­rut Anda merasa lapar, tempat makan pun tersedia. Umum­nya di atas perahu. Menunya, dari tradisional sampai seafood atau makanan laut.
Kalau mau makan di tempat yang agak keren, ada Wa­rung Legenda ataupun River Side. Atau Anda mau yang se­derhana? Banyak rumah ma­kan di atas perahu. Oleh karena saat makan terasa ada go­yangan maka tempat ini sering disebut rumah makan goyang.
Bagi yang hobi fotografi, suasana BKB dengan latar be­la­kang Jembatan Ampera yang indah patut diabadikan tat­kala pagi ataupun senja hari.
Anda mau menikmati objek ini? Silakan berkunjung ke Palembang. Sentral menuju wisata ini memang BKB, tetapi dari mana pun Anda turun ke sungai juga tidak masalah. Hanya saja, yang lebih mudah memang melalui BKB. Di kawasan ini, angkutan kota dari berbagai jurusan melewatinya, seperti KM 5, Sekip, Bukit Besar, Plaju, Lemabang, maupun Pakjo. Tetapi kalau Anda mau dari hotel, Anda juga bisa memanggil taksi dan akan diantarkan ke lokasi pintu masuk Sungai Musi. n

Posted in News | Dengan kaitkata: | Leave a Comment »

Iwan Terganjal Status Duda

Posted by nasirsetr pada Agustus 29, 2009

http://www.sumeks.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=16759&Itemid=1

Terganjal Status Duda

SOSOK Meta yang akrab disapa Eta, mantan pacar Iwan Andriansyah (27) akhirnya terkuak. Ini terjadi setelah Mama Dane, ibunda Eta, membesuk Iwan di Poltabes Palembang. Sumatera Ekspres berhasil mewawancarai Mama Dane di rumahnya Jl HM Dhani Effendy, Rumah Susun (Rusun) Blok 37, lantai III, RT 28/10, Kelurahan 26 Ilir, kemarin. “Mbak Eta sedang kerja, masuk saja dulu, Kak,” ujar adik Eta kepada koran ini. Di dalam terlihat sosok pria sekitar 35 tahun. Ia ternyata suami Mama Dane. “Saya ayah tirinya Eta,” ujarnya ramah.Dua menit menunggu muncul Mama Dane. Ia mengajak koran ini ke ruang tengah. “Masuk, kita ngobrol di dalam saja, lebih dingin,” cetusnya. Di sanalah, Eta anak sulung Mama Dane ikut tinggal. Di ruang tamu berukuran 5×5 memter persegi itu, terpampang beberapa foto dibingkai rapi. Salah satunya foto cantik Eta dengan pose ala model.Wajar jika seorang Iwan jatuh cinta pada Eta. “Boleh dilihat, tapi jangan difoto,” pesan Mama Dane. Semula, obrolan terasa begitu kaku karena Mama Dane tak menyangka kalau tindakannya membesuk Iwan menjadikannya diburu-buru pencari berita. Namun, sedikit demi sedikit meluncurlah keterangannya seputar sosok dan pribadi Iwan.

Dalam keluarga itu, Iwan dipanggil Wei. Menurut Mama Dane, Wei merupakan panggilan sayang terhadap mantan pacar anaknya itu. Mama Dane dan keluarganya, termasuk Eta masih diliputi rasa tidak percaya jika Iwan merupakan pembunuh dr Alia Pranita Sari (27), pacarnya sendiri. “Kami tahu beritanya setelah membaca di koran. Tiap hari semua koran kami beli,” katanya.
Mama Dane telah mengikuti perkembangan kasus Iwan sejak ada berita dr Alia dibawa kabur pacarnya sendiri. Setelah itu, terbitlah kabar kalau dr Alia ditemukan tak bernyawa di Riau dan diduga dibunuh Iwan. Menurut feeling Mama Dane, pasti ada alasan hingga Iwan tega melakukan pembunuhan itu.
Dijelaskannya, Iwan memang sempat menjalin hubungan cinta dengan anaknya Eta yang waktu itu bekerja sebagai staf ticketing salah satu travel di Palembang. Pacaran mereka berjalan satu tahun, sejak 2006 hingga kemudian bubaran 2007. Alasan putus karena tidak ada lagi kecocokan antara keduanya. Disamping karena Eta belum siap untuk menikah muda. “Ia merasa masih terlalu muda. Masih mau mengejar karier. Katanya dia ingin menyelesaikan S1-nya dulu,” beber Mama Dane.
Padahal, Iwan sempat beberapa kali ngomong kepada Mama Dane mau menikahi Eta. Selama pacaran dengan Eta, sosok Iwan dikenal sebagai anak yang sopan, santun, dan tidak banyak ulah. “Salatnya bagus,” tambah suami Mama Dane. Selain itu, ia tidak merokok. Baru ketahuan Iwan merokok ketika dipergoki di kawasan Kambang Iwak. Iwan sering mengajak jalan Eta dan adiknya, termasuk Mama Dane.
Makanya, begitu membaca berita, Mama Dane, Eta yang saat ini kerja sebagai staf salah satu perusahaan perkebunan di Demang Lebar Daun dan keluarganya shock berat. Selama ini, Iwan tidak ada ada cacatnya sama sekali. “Dari semua pacar anak saya, Iwan yang paling dekat dan paling disayang,” aku Mama Dane lagi. Hal lain yang diingat Mama Dane, Iwan sering antar jemput Eta kerja.
Waktu itu, kata Mama Dane, Iwan mengaku sudah bekerja di Bank Sumsel. Sosok Iwan juga dikenal pintar mengambil hati orang sehingga ia mudah bergaul dan cepat akrab. Sejak putus pacaran, Iwan tidak pernah lagi datang ke rumah Eta.
Salah satu perkataan Iwan yang masih diingat jelas Mama Dane ketika ia putus pacaran dengan Eta yakni, “Walau putus dengan Eta, mama masih aku angggap mama sendiri”. Setelah itu, pada Februari 2009, Mama Dane mengaku pernah bertemu Iwan di Jl Veteran. Ketika itu, Iwan mengatakan sudah punya pacar baru.
“Kata Iwan, pacar barunya calon dokter. Ia juga sempat menunjukkan foto pacarnya,” imbuh Mama Dane. Sementara, ia dan keluarganya tidak pernah kenal dan tidak pernah tahu bagaimana dan siapa dr Alia. Dua hari lalu, Mama Dane membesuk Iwan tanpa ada maksud apapun. Dikatakannya, selama ini memang Iwan begitu dekat dengan dirinya, Eta dan keluarga.
Tak hanya Iwan yang sudah dikenal baik keluarga Eta, Iwan bahkan telah mengenalkan Eta pada keluarganya. Iwan sendiri sudah dianggap sebagai anak di keluarga Eta. “Dia tidak sempat cerita, hanya bisa menangis terus”. Pulang dari membesuk Iwan, Mama Dane mengaku tidak bisa tidur karena terus terpikir nasib Iwan di balik jeruji besi. Ia mengetahui kalau Iwan menderita sakit kurang darah merah.
Penyakit ini terungkap saat Iwan masih pacaran dengan Eta. Waktu itu Eta menelepon dan mengabari kalau Iwan masuk rumah sakit dan memerlukan empat kantong darah. “Katanya darah putih Iwan lebih banyak dari darah merah. Pada waktu-waktu tertentu, dia harus mendapat transfusi darah. Itu yang kami tahu waktu itu,” tuturnya. Ia sendiri belum sempat bertemu orangtua Iwan pascakejadian ini.
Di balik wanita-wanita yang ada hubungan dengan Iwan, Mama Dane mengaku tahu Iwan berstatus duda anak satu ketika memacari anaknya Eta. “Dia bilang ketika putus kiranya Eta bisa mendapatkan pria lain yang tidak duda sepertinya,” kenang Mama Dane. Di akhir perbincangan, Mama Dane mengatakan kalau Kamis malam kemarin polisi sempat datang ke rumahnya dan bertanya seputar sosok Iwan saat pacaran dengan Eta.(46)

Posted in News | Dengan kaitkata: | Leave a Comment »

Iwan-dr Alia Tak Pacaran

Posted by nasirsetr pada Agustus 29, 2009

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/266393/

Seputar Indonesia edisi Minggu 28 Agustus 2009

Iwan dan dr Alia Tidak Pernah Pacaran

PALEMBANG(SI) – Satu per satu kebohongan Iwan Andriansyah,27,pelaku pembunuhan dr Alia Pranita Sari,27,mulai terkuak.Hasil tes kebohongan penyidik ternyata Iwan tidak pernah pacaran dengan korban. Kapoltabes Palembang Kombes Pol Luki Hermawan didampingi Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Kompol Andry Setiawan mengungkapkan, selama ini pelaku salah menafsirkan kebaikan korban.

Diketahui,pelaku menderita penyakit thalasemia dan sudah beberapa kali berobat dengan korban. Merasaibadenganpenyakityang diderita pelaku,korban pun perhatian lebih kepada pelaku sebagai pasiennya. Korban bertemu dengan pelaku hanya sekadar untuk mengecek kesehatan. Namun rupanya pelaku berpikir lain.

Dia mengira dr Alia jatuh cinta kepadanya.Padahal itu tidak benar. Karena salah menafsirkan kebaikan korban,pelaku lalu berpikir lain dan berharap korban bersedia menjadi pacarnya.”Sementara korban tidak pernah menaruh hati kepada pelaku melainkan hanya karena iba dengan kondisi pelaku,”ujar Kapoltabes.

Dia menjelaskan, saat pertama melakukan hubungan badan motifnya pemerkosaan, karena korban sempat menolak sehingga terjadi aksi penganiayaan.Karena merasa kesal dengan korban yang tidak bersedia diajak berhubungan intim tersangka marah dan emosi. Kapoltabes menambahkan,saat menjalani tes kebohongan Jumat (28/8) lalu,pelaku diperiksa darah, keringat dan detak jantung.

Sebab biasanya orang yang melakukan kebohongan detak jantungnya tidak beraturan dan keluar keringat di luar kebiasaan manusia normal. Dilakukannya tes kebohongan menggunakan lie detector lantaran penyidik merasa ada kejanggalan.Di mana pelaku mengaku mengendarai mobil selama 12 jam tanpa henti dan tidak diganti oleh siapapun.Sedangkan dia membawa mayat.

Selain itu pelaku tidak mengetahui jalan di Riau.Sehingga diduga kuat ada orang lain yang turut membantu. Minimal sebagai petunjuk jalan.Iniyangsedangdidalamipolisi. Selaintelahmengujipsikologidan kebohongan terhadap pelaku, tim penyidik melalui tim dokter dari DokkesPoldaSumateraSelatan(Sumsel), kemarin siang melakukan tes kesehatan terhadap Iwan.

Hasil tes kesehatan diketahui tekanan darah pelakunormal.Jantungnya jugasehat. ”Pelaku memiliki penyakit thalasemia kelebihan darah putih sehingga perlu dilakukan pengawasan khusus. Kita koordinasi dengan Dokkes Polda jika HB darah pelaku tiba-tiba berubah segera diberi pertolongan,” imbuhnya.

Polisi menjerat pelaku dengan pasalberlapis.YakniPasal 340KUHP mengenai pembunuhan berencana diancam hukuman mati atau pidana penjara seumur hidup.Pelaku juga dijarat Pasal 338 KUHP tentangpembunuhan dengan ancaman hukuman kurungan 15 tahun penjara, serta Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan (curas) diancam hukuman di atas lima tahun penjara.

Sementara pelaku Iwan,meskipun telah dilakukan tes kebohongan masih tetap mengakui dirinya berpacaran dengan korban. Dia tega membunuh korban karena tidak terima korban memutuskan hubungan cinta mereka. Sebelumnya,Kabid Dokkes Polda Sumsel Kombes Pol TB Rujanto DFM mengungkapkan, setelah pihaknya membaca hasil laporan sementara bedah jenazah dan didiskusikan dengan dokter ahli obstetri dan ginekologi serta dokter ahli forensik disimpulkan bahwa, darah yang keluar dari kemaluan korban akibat tindakan kekerasan.

Kekerasan itu bisa karena benda tumpul,memar atau luka lainnya. ”Setelah dilakukan pendalaman dengan dokter forensik,kekerasaniniterjadiataudilakukan pada saat korban tidak berdaya atau terjadi beberapa saat setelah korban meninggal dunia,”ujarnya.

Iwan Dikenal Pendiam dan Pengalah

Di mata keluarganya,sejak kecil hingga dewasa Iwan Andriansyah alias Iwan,27,yang tega membunuh Dr Alia Pranita Sari,27,dikenal pendiam dan pengalah.Karena itu keluarga sempat merasa terkejut dan tidak percaya kala mendapat kabar Iwan telah membunuh dan terpaksa berurusan dengan hukum.

Hinggakinikeluargamasihshock akibat perbuatan Iwan yang di luar dugaan. Sekarang keluarga hanya bisapasrahdanmenerimakenyataan sepahit apapun. Syahril,55,orangtua Iwan saat dihubungi melalui telepon genggamnya kemarin siang mengungkapkan, sejak kecil hingga remaja dan akhirnya menikah Iwan dikenal sebagai anak yang pendiam serta pengalah.

Jika ada masalah dengan siapapun baik itu saudara maupun temannya, Iwan lebih memilih mengalah dari pada harus bertengkar.Sehingga selama ini dia tidak ada musuh. Sifat pengalah Iwan terbukti sejak kecil.Contohnya jika akan Lebaran, kakak dan adiknya sudah dibelikan pakaian dia belum,dia tidak marah.

Jika permintaannya tidak dikabulkan dia juga tidak akan protes dan menerima apa adanya.Namun sejak kecil hingga sekarang Iwan memiliki sipat tertutup dengan siapapun, termasuk dengan dirinya sebagai ayah dan Pariha sebagai ibunya. ”Seberat apapun persoalan yang diembannya Iwan tidak pernah akan menceritakannya kepada siapapun,” ujarnya.

SejakkecilIwantidakpernahmelakukan kenakalan yang berlebihan. Dia tidak suka nongkrong layaknya anak-anak remaja lainnya.Usai sekolah biasanya dia langsung pulang ke rumah dan memilih belajar maupun mencari kegiatan lain di dalam rumah. ”Dia juga bukan tergolong orang yang nekat,”imbuhnya.

Iwan juga dikenal paling sayang dengan saudara-saudaranya,meskipun ada persoalan dengan saudara saudaranya biasanya dia tetap sayang. Ada satu hal lagi sifat Iwan yang sangat baik, di mana dia berada pasti disenangi anak-anak.Jika Iwan pulang ke rumah mereka di Lahat anak tetangga mereka pasti kumpul di rumah dan bermain dengan Iwan yang memang sayang dengan anak-anak.

Darikecilhinggadewasaanakkedua dari tiga bersaudara itu dikenal rajin beribadah, sehingga rasanya sulit sekali untuk percaya jika dia nekat melakukan perbuatan tersebut. ”Namun apa boleh buat ini sudah menjadi garis tangan dan takdir Iwan. Semuanya harus diterima,” ujar Syahril lirih.

Syahril menjelaskan,setelah tamat SMA Iwan melanjutkan studinya di salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jakarta.Saat itulah Iwan berkenalan dengan gadis pujaan hatinya Sari Gemalawati.Tepat pada 14 Agustus 2003 mereka menikah. Namun diduga karena saat itu kondisi ekonomi Iwan belum mapan dan baru tahap belajar hidup,istrinya memilih cerai dan kembali kepada orangtuanya diJakarta.

Sejaksaatitu Iwan hidup sendiri.Tapi setelah itu dia mendapat kesempatan diterima bekerja sebagai pegawai kontrak selama dua tahun di Bank Sumsel dan akhirnya dia diangkat.Tapi lagi-lagi tanpa sepengatahuan dirinya sebagai orangtua Iwan ternyata mengundurkan diri dari tempatnya berkerja.

”Kami benar-benar tidak tahu jika Iwan berbuat nekat.Kami salut dengan orangtua Lia yang sabar.Itu menunjukkan orangtua Lia sudah sangatdekatdengan Allah,”katanya. Syahrilmenjelaskan,hinggakini, Pariha, ibu kandung Iwan masih shock dan tidak berani keluar rumah karena malu dengan tetangga.Sejak mengetahui anaknya membunuh, Pariha lebih memilih berdiam mengurung diri di dalam kamar.

Sedangkan Syahril sebagai seorang ayah tetap tegar dan telah berkativitas seperti biasa meskipun harus sabarmendengarocehanorangmengenai anaknya. Syahril juga mengatakan dirinya belum pernah sama sekali bertemu dengan Lia.Sementara istrinya pernah bertemuLiasaatIwansakitdandirawat disalah satu rumah sakitdi Palembang.

Iwan memang sempat bercerita dengan ibunya jika dia dan Lia memang bertemandekat.” Kami sekeluarga menyerahkan semuanya kepada hokum.Saat menyerahkan diri saya langsung antarkanIwanke polisi,”imbuhnya menutup pembicaraan. Ketua RT 12 RW 03 Kelurahan Demang Lebar Daun Dwikora, Mabsus Zawawi mengaku tak begitu kenal dengan Iwan.

Namun memang pernah beberapa kali melihat saat hendak berangkat kerja.”Saya kan parkir di sekitar kontrakannya,namun tak pernah bertegur sapa.Namun kalau dilihat sepertinya orangnya pendiam dan meskipun tak begitu bergaul dengan warga sekitar dirinya cukup sopan,”tukasnya.

Kabag Hematology sekaligus Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusatdr Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang dr Hj Mediartys SpPDK menjelaskan, secara medis biasanya penderita thalasemiadengankelainandarah( genetik) dapat menyebabkan tak optimalnya produksi sel darah merah bagi penderitanya, sehingga mudah rusak dan dapatmenyebabkananemia.

Dia menjelaskan, penderita thalasemia seperti Iwan masih dapat hidup normal hingga dewasa,namun tetap membutuhkan transfusi darah secara intensif. Dr Mediartys juga menjelaskan, thalasemia merupakan penyakit genetik atau keturunan dan biasa disebut anemia hemolitik.Di mana sel darah merah pecah.Sehingga penyakit tersebut tentu saja mempengaruhi kinerja jaringan tubuh lainnya.

Penyakit tersebut dapat mempengeruhi kerja jantung,ginjal dan paru.Namun tak sampai mempengaruhi kondisi jiwa atau psikologis.Sedangkan ciri khas fisik penderita biasanya pucat,kuning bagian mata, ganguan tulang.Di mana bagian tulang menonjol dan jarak kedua mata dekat kening melebar serta pertumbuhan kurang sempurna. (dadang dinata/retno palupi/cr1)

Posted in News | Dengan kaitkata: | Leave a Comment »

dr Alia Super dan Cerdas

Posted by nasirsetr pada Agustus 29, 2009

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/266392/
Seputar Indonesia edisi Minggu 28 Agustus 2009

Dr Alia Sosok yang Supel dan Cerdas

SEPEKAN terakhir, sosok dokter residen spesialis kandungan (Obgyn), Alia Pranita Sari menjadi pembicaraan banyak masyarakat Sumsel .Tragedi kematian dokter kelahiran 31Juli1982 ini, menjadi keingintahuan untuk mengenaldirinya dimatakeluargadan teman-temanseprofesinya.

Kediaman almarhumah di komplekKedamaian, Jalan AnggrekBlok EE No 11 RT 10/11 Kelurahan Bukit Sangkal,KecamatanKalidoniPalembang, kemarin sudah nampak lebih sepi dari kunjungan keluarga dan kerabat. Di mata keluarga,Alia termasuk anak yang baik dan mampu menjadi tauladan bagi adik-adiknya.

Ditemui Seputar Indonesia (SI) kemarin, Agustria,ayah korban mengatakan, Alia anak yang baik, dekat dengan keluarga dan selalu mengayomi adiknya.” Anaknya baik,sayang keluarga terutama dengan adik-adiknya,” ujarnya masihdalamkeadaanlemah. Agustria mengatakan, dirinya mengenal putri sulungnya tersebut sebagai anak yang gigih dalam meraih sesuatu.

Menurutnya,selama sekolah, Alia tergolong anak yang cerdas hingga cepat menyesuaikan diri. Alia pernah tercacat sebagai pelajar di SD Negeri 4 Palembang,SMP Negeri 1 Palembang,SMA Negeri 1 Palembang. Lalu pada tahun 2000 menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

Tepat pada 2007 atau saat menginjak usia 24 tahun Alia telah menjadi seorang mahasiswi dalamProgramPendidikanDokterSpesialis Kandungan (Obgyn) di Universitas Sriwijaya. Sementara keluarga yang lain, mengenal Alia sebagai sosok yang mengutamakan keluarga.”Anaknya jika ada apa-apa selalu cerita dengan keluarga.

Dia juga tidak segan mengenalkan keluarga dengan beberapatemannya,” kata dokter spesialis Obgyn sekaligus kepala Departemen Obgyn di RSMH Palembang itu. Marselia Lirida Alkadri, salah satu sahabat yang mengenal Alia selama menjalani pendidikan di PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Universitas Sriwijaya Palembang, mengatakan, mengenal Alia sebagai sosok yang keras dan berprinsip, namun supel dalam berteman.

”Dialah orang yang pertama kali mengenalkan saya kepada Kota Palembang.Orangnya memang memiliki prinsip, setiap tindakannya tidak sembarangan dilakukan. Karenasifatnya menganyomi,diasering tempat curhat.Padahal umurnya lebih muda dari saya,”ujar dokter yang biasa dipanggil dengan Cheli ini ditemui di RSMH Palembang kemarin.

Menurut Cheli,walau Alia berumur paling muda dalam kelas tersebut, dia mampu menyesuaikan diri dan lulus dalam spesialis Obgyn. ”Alia itu umur 24 tahun sudah ngambil spesialis.Sementara yang seangkatan dengan dirinya banyak yang lebih tua. Untuk lulus di spesialis Obgyn sedikit susah,karena banyak peminatnya,” ujar Cheli yang mengenal Alia sejak pertama kuliah PPDS di Unsri.

Cheli menceritakan, mengenal Alia sebagai sosok yang sangat baik dan suka menolong dan tergolong teman yang sangat asyik untuk diajak berteman. ”Orangnya enak diajak berteman dan tidak pilih-pilih teman. Saya mengenalkan Alia kepada keluargasaya sebagaisosokyangbersahabat,” ujarnya. Saat kuliah, tambah Cheli,Alia tergolong mahasiswi yang cerdas, bahkan walau umurnya masih muda, namun saya banyak belajar dari dirinya. ”Kita sering belajar bersama.

Dulu saat ambil kuliah dasar saya sering mengajak Alia ke rumah untuk mengerjakan tugas,malah saya yang belajar dari dia. Kemampuan akademik juga memuaskan, lalu kami pisah saat kita sudah pilih spesialis kedokteran,”kata residen dokter spesialis kulit dan kelamin ini.

Cheli mengatakan,terakhir berhubungan dengan Alia Rabu (20/8) untuk berjanji bertemu guna memeriksakan kandungannya di klinik dokter Agustria. ”Terakhir hari Rabu, saya berkomunikasi lewat handphone,kita berjanji ketemu pukul 19.00 WIB di klinik ayahnya. Namun,sekitar pukul 20.00 WIB Alia tidak datang dan tidak bisa dihubungi.

Namun,saya belum berfirasat apa-apa,”ungkapnya. Rasa kehilangan juga dirasakan EdyKurniawan,sahabatkorbanyang juga mengambil spesialis Obgyn di RSMH Palembang. Menurutnya, Alia merupakan sosok dokter yang cerdas dan berprestasi,tidak mudah menjalin hubungan serius dengan lawan jenisnya.

”Selama kuliah PPDS sejak tahun 2007, saya bersahabat dengan Alia.Setahu saya karena Alia anaknya supel dalam berteman maka temannya lumayan banyak. Namun, almarhumah tidak pernah menceritakan sedang dekat dengan siapa. Bahkan kita jarang melihatnya jalan dengan laki-laki (pacar),”paparnya. (cr1/dadang/retnopalupi

Posted in News | Dengan kaitkata: | Leave a Comment »